Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2013

Cewek yang Selalu Lapar Tiap Dua Jam Itu Nekat Menjalani #70HariBayarUtangPuasa!

Yang twit2an sama gw mungkin pernah lihat hashtag #70HariBayarUtangPuasa di linimasa gw. Ya begitulah, kaya' dunia harus tahu banget ya, bahwa gw punya utang puasa sebanyak 70 hari sama Tuhan. Itu artinya 2x Ramadhan + 10 hari. Puasa sehari aja nelangsa banget... gimana gw bisa segitu nekat mau bayar puasa 70 hari? Sebenernya yang harusnya gw maksud 'nekat' adalah keberanian gw numpuk utang puasa sampai sebanyak itu. Untuk ukuran orang yang nggak suka berlapar-lapar puasa, numpuk utang 70 hari itu setara dengan ajakan bunuh diri  latian marching band lagi di usia menjelang menopause. Halah! Jadi, sejak 2005 gw nggak pernah bayar puasa, dan benar sekali bahwa itu adalah pertama kalinya gw bergabung dalam sebuah unit marching band keren  di kampus. Intinya gw mau nyalahin MBUI sih, hehe! Nah, selama latian MB itu kaya'nya susah banget nyisihin waktu buat bayar utang puasa. Gw tetep puasa sih kalo latihan pas bulan Ramadhan. Emang rasanya neraka banget latian MB di bulan...

Tentang Kamu, Da..

#1 Hei, ada yang mati kutu dalam sekali ketemu. Boleh DM no. hp mu wahai penembak jitu? #2  Hei, ada yang selalu buka linimasamu. Berharap kamu menulis sesuatu. Selalu dan selalu. Apa akunmu kau taburi sejenis bubuk candu? #3  Hei, ada yang serasa mau mati muda tiap kau balas twit perempuan lainnya. Coba kau tengok ada yang merengut manja di Salemba. Kesal, katanya.

Apa yang Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu Perokok? PUNTUNG!

Apa yang Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu Perokok? PUNTUNG! Iya, cuma puntung. Alih-alih mengharap sorga. Selama ini gw selalu marah jika ada orang (baca: misogini) yang selalu menganggap perempuan yang merokok itu lebih "hina" daripada laki-laki yang merokok. Gw akan terus menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan perokok sama buruknya. SAMA. Bahwa perempuan perokok terlihat lebih buruk di mata masyarakat, itu hanya stigma, hasil pemikiran-pemikiran misoginis yang berhasil dicekokkan: bahwa perempuan perokok itu sundal, cwe nggak bener. (Samalah kaya orang-orang yang mikir komunis itu atheis, suka nyiksa dan perempuan-perempuannya cabul) Padahal, banyak perempuan baik di sekitar kita: teman, nenek, tetangga, ibu: perokok; tapi jelas lo akan marah kalo mereka disebut cwe nggak bener. Bahwa mereka membahayakan kesehatan diri dan lingkungan, itu benar, tapi cwe nggak benar: terlalu dangkal untuk membuat kesimpulan cuma karena stereotipe. Tapi mari kita kesampingkan itu dul...

Estafet Hati

Aku tongkatmu yang kau bawa-bawa tapi tak kau ajak berlari dalam lintasan kita. Tak juga kau berikan ke pelari lain yang menunggu entah di ujung mana. Kau diam menekuri keraguan, bergumul dengan dirimu sendiri dan aku tak juga beranjak meninggalkanmu pergi: aku masih sayang pada pelari yang ragu-ragu, sebab denganmu aku belajar tentang yang pasti. Kadang kau lempar tongkatmu ini, entah karena marah pada dirimu sendiri entah pada dunia yang sepertinya mengejek pelari yang peragu sepertimu. Dan tongkat kecil ini tergeletak begitu saja, masih di orbitmu, sebab ia tak sanggup meninggalkan pembawa tongkatnya. Kau pungut lagi, kau lempar lagi: dan aku selalu sanggup tersenyum pada marahmu yang pancaroba; aku selalu memaafkanmu sebelum matamu menyiratkan sesal yang menghiba. Pernahkah aku tak mengimbangi larimu? Kaulah pelariku dengan lintasan terpanjang, karenanya aku sangat mengenalmu: keringatmu, aroma tubuhmu, kesalmu, keraguanmu, gelapmu, terpurukmu, lekuk genggamanmu, palung terdala...

#EstafetBuku: Mari Berbagi Racun dalam Buku

Awalnya gw abis baca novel "Pulang" karya wartawan Tempo: Leila S. Chudori yang selama membaca dan khatamnya, bikin mood gw berantakan, menimbulkan sensasi berbagai rasa. Mungkin karena gw memang suka baca tentang "sisi hitam Indonesia", mungkin juga karena gw pernah dekat dengan seorang tapol Buru yang disiksa dengan ekor ikan pari; mungkin juga karena gw pernah sangat kesal dengan Taufik Ismail yang "merusak" peluncuran buku tapol Buru tersebut. Terlalu menyederhanakan masalah jika lo nyebut "komunis itu atheis dan membantai banyak orang di Indochina, bla bla bla.. Kalian anak muda nggak usah gampang terpesona dengan pemikiran-pemikiran kiri." Gw terhina sebagai anak muda, yang duduk sebagai pembicara dalam sebuah bedah buku di UIN Jakarta itu. Jadi, setelah baca "Pulang", gw nggak mau "tersiksa" sendirian. Gw ngerasa bahwa semua orang generasi gw dan generasi di bawah gw harus banget baca novel itu. Gw udah lama banget ga...